Rabu, 27 April 2011

Tatto vs Indonesia

Kenyataan di lapangan yang sering SID temui adalah kami masih sering mengalami diskriminasi, terutama diluar Bali, karena kami bertato. Masih ada lapisan masyarakat [terutama generasi yang lebih tua] yang seolah melihat setan ketika melihat kami serta langsung mengucapkan doa2 yang kami kurang mengerti, jika sedang berpapasan mereka seringkali mencoba menjauh dari kami, atau tidak mau naik satu lift bersama kami....

Itu sangat menyakitkan karena itu adalah cerminan betapa merasa superior nya mereka sehingga merasa berhak menjadi Tuhan bagi orang lain yang berpenampilan tidak seragam dengan mereka....

Belum lagi di TV/media, jika seorang maling/copet tertangkap, tato-nya selalu di close up dan di expose, namun giliran teroris ditangkap, masih ada sebagian masyarakat yang mengelu2kan mereka bagai pahlawan dan disiarkan di TV/media. Sampai seorang Dorce Gamalama pun mengajak anak2 panti asuhan untuk mengunjungi makam Amrozi. Anak2 kecil itu tahu apa? Yang mereka tahu adalah mereka diajak mengunjungi makam pahlawan.

Itu membuat kami sangat muak dgn moral bangsa ini!

Apakah kita semua idiot dan tidak mempunyai mata hati lagi?

-jrx-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar