Superman Is Dead Bangga Raih "Billboard Uncharted"
Rochmanuddin
Kelompok musik asal Bali, Superman Is Dead (SID), mengaku bangga bisa meraih penghargaan bertaraf internasional, Billboard Uncharted. Ini merupakan penghargaan terhadap band-band non-mainstream yang memiliki fans cukup besar di seluruh dunia.
"Saya yang mewakili SID merasa sangat bangga bisa membawa nama Indonesia dalam persaingan global musik Internasional," ujar sang drummer JRX (Jerinx) di kantor Sony Music, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/1).
Menurut JRK, SID saat ini telah memiliki penggemar sebanyak 1,7 juta di seluruh dunia. "Kita pernah mengecek dari data statistik di Facebook sebagian besar dari Indonesia yaitu 70 persen, sisanya dari Australia dan beberapa negara Eropa," katanya.
SID menggunakan media jejaring sosial seperti MySpace dan Facebook untuk menarik dan mempertahankan fans-fans loyal. "Pertama kali bikin di Facebook jumlah fans tidak terlalu fantastik, tapi setelah balik dari tour di Australia jumlah fans meningkat. Yang paling signifikan pertambahannya adalah setelah tur dari Amerika," tambahnya lagi.
Menurut JRK, SID menggunakan Facebook sebagai alat promosi. "Lumayan besar, sekarang kita menginfokan kegiatan kita selalu memakai jejaring sosial. Kalau enggak ada facebook atau twitter, mungkin agak susah buat kita untuk bergerak," katanya.
Jumat, 28 Januari 2011
Chart Billboard, SID Banyak Tawaran Manggung
Chart Billboard, SID Banyak Tawaran Manggung
Oleh: Supriyanto
Jakarta - Superman Is Dead (SID) banyak mendapat apresiasi, hadiah dan tawaran manggung. Itu seusai masuk di chart billboard international."Efeknya sejauh ini ada beberapa pihak yang memberi kita hadiah apresiasi, tawaran untuk manggung sudah ada beberapa," ujar Jrx , drummer SID di Sony Music, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/1).
Masuk dalam chart billboard merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi SID karena harus bersaing dengan banyak band terkenal dari semua negara.
"Pertama kali kita dengar kabar ini kita merasa it's a big deal, karena kita bersaing dari jutaan band seluruh dunia, kita masuk daftar 50 band, saya lihat hebat juga ya Indonesi," terangnya.
Sebelum diumumkan masuk chart billboard internasional, SID sudah memiliki rencana untuk memuaskan penggemarnya di negara Eropa tahun depan. "Sebelum dapet billboard ini, kita ada rencana konser ke Eropa. Dan rencananya tahun depan kita akan mengadakan rutin tur," paparnya.
Superman is Dead: Tak Sekadar Band, Kami Adalah Movement
Superman is Dead: Tak Sekadar Band, Kami Adalah Movement
SID Jakarta - Band asal Bali, Superman is Dead (SID) menorehkan prestasi dengan masuk tangga lagu Billboard Uncharted. Menurut SID, mereka bukan sekadar band, melainkan pergerakan.
"SID bukan cuma sekadar band, kami adalah movement," ujar sang drummer JRX ketika berbincang dengan detikhot lewat pesan elektronik, Kamis (27/1/2011).
Pergerakan yang dilakukan SID selama ini bukan hanya bicara soal musik. Isu-isu sosial sering dibawa Superman is Dead dalam kegiatan mereka. Tentu saja dalam bidang positif.
"Kami sadar kenapa SID bisa memiliki fanbase yang loyal dan militan, karena care kami berbicara beda dibanding band-band lain. Kami tidak melulu membicarakan tentang band atau musik kami. Dan kami pikir, justru itulah yang membuat SID mempunyai daya tarik," terang pria bernama asli I Gede Ari Astina itu.
Uncharted adalah sebuah tangga lagu musik yang dipublikasikan oleh Billboard. Tangga lagu ini akan tayang di majalah musik Amerika tersebut pada 29 Januari 2011 mendatang. Semua band dari berbagai genre di penjuru dunia masuk dalam tangga lagu tersebut.
Mereka yang masuk adalah para artis yang belum pernah tampil sekalipun di tangga lagu Billboard lainnya, tapi meraih popularitas dari media internet. Jumlah pengikut mereka di YouTube, MySpace, Facebook, Twitter dan situs jejaring sosial lainnya menjadi tolak ukur. Superman is Dead berkesempatan menduduki posisi ke-23.
Bisa menjadi satu-satunya band Indonesia dalam chart tersebut membuat pelantun hits 'Lady Rose' itu bangga. Tentu saja mereka ingin meraih prestasi yang lebih tinggi. Adakah upaya tertentu yang dilakukan SID?
"Upaya untuk ke arah positif selalu ada, terlepas dari masuk Billboard atau tidak," tuturnya.
Kami berharap pengakuan besar ini bisa memberi sinar di wajah muram Indonesia dan memotivasi para anak bangsa untuk bangkit, merobohkan semua tembok penjara dan menjadi legenda di wilayah kerjanya masing-masing.
Demikian tulis JRX di halaman Facebook Superman is Dead, pada Selasa (25/1/2011) lalu.
SID
"SID bukan cuma sekadar band, kami adalah movement," ujar sang drummer JRX ketika berbincang dengan detikhot lewat pesan elektronik, Kamis (27/1/2011).
Pergerakan yang dilakukan SID selama ini bukan hanya bicara soal musik. Isu-isu sosial sering dibawa Superman is Dead dalam kegiatan mereka. Tentu saja dalam bidang positif.
"Kami sadar kenapa SID bisa memiliki fanbase yang loyal dan militan, karena care kami berbicara beda dibanding band-band lain. Kami tidak melulu membicarakan tentang band atau musik kami. Dan kami pikir, justru itulah yang membuat SID mempunyai daya tarik," terang pria bernama asli I Gede Ari Astina itu.
Uncharted adalah sebuah tangga lagu musik yang dipublikasikan oleh Billboard. Tangga lagu ini akan tayang di majalah musik Amerika tersebut pada 29 Januari 2011 mendatang. Semua band dari berbagai genre di penjuru dunia masuk dalam tangga lagu tersebut.
Mereka yang masuk adalah para artis yang belum pernah tampil sekalipun di tangga lagu Billboard lainnya, tapi meraih popularitas dari media internet. Jumlah pengikut mereka di YouTube, MySpace, Facebook, Twitter dan situs jejaring sosial lainnya menjadi tolak ukur. Superman is Dead berkesempatan menduduki posisi ke-23.
Bisa menjadi satu-satunya band Indonesia dalam chart tersebut membuat pelantun hits 'Lady Rose' itu bangga. Tentu saja mereka ingin meraih prestasi yang lebih tinggi. Adakah upaya tertentu yang dilakukan SID?
"Upaya untuk ke arah positif selalu ada, terlepas dari masuk Billboard atau tidak," tuturnya.
Kami berharap pengakuan besar ini bisa memberi sinar di wajah muram Indonesia dan memotivasi para anak bangsa untuk bangkit, merobohkan semua tembok penjara dan menjadi legenda di wilayah kerjanya masing-masing.
Demikian tulis JRX di halaman Facebook Superman is Dead, pada Selasa (25/1/2011) lalu.
JRX: Dulu SID Takut Cepat Ngetop dan Menghilang
Superman Is Dead
Jakarta - Sudah 16 tahun JRX (drum), Bobby Kool (bass, vokal) dan Eka Rock (gitar) bersama di Superman is Dead (SID). Penggemar mereka makin solid dan terus bertambah. Ternyata dulu mereka takut melejit dengan cepat lalu menghilang.
Imej band arogan sempat melekat pada band asal Bali tersebut. Namun seiring dengan waktu, perubahan terjadi. Terutama ketika SID muncul dengan album 'Angels and the Outsiders!' pada awal 2009.
Karya-karya SID yang banyak bicara soal kehidupan sosial dan kejadian sehari-hari menggerakkan hati pecinta musik. Pada saat itu pula mereka menggaungkan nama Outsiders untuk para pecinta SID.
Ketika berjumpa dengan detikhot di kawasan Kemang baru-baru ini, JRX (dibaca Jering) sang drummer mengungkapkan perasaannya tentang kondisi SID dan para Outsiders sekarang. Penggemar mereka makin solid dan SID tentu saja bahagia.
"Itu proses. Sebenarnya itu akan terjadi cepat atau lambat. Karena sekarang nama SID makin familiar buat mereka. Dan kita juga tahu bagaimana cara deal with things around. Mungkin itu," ujar pria bernama asli I Gede Ari Astina itu dengan gaya khasnya.
Lalu apa yang dulu membuat SID dianggap terkesan sombong dan arogan sehingga banyak tuduhan miring menghampiri mereka?
"Dulu kami takut. Mereka takut dengan tampilan kami, kami juga takut menghadapi semua itu. Kami takut ngetop cepat dan menghilang. Tapi ternyata tidak terbukti dan di sinilah kami sekarang," tutur JRX seraya tersenyum.
Tubuh penuh tato dan penampilan para personel SID membuat orang enggan bersahabat dengan mereka. Tapi, seperti kata pepatah, don't judge a book by it's cover. Bisa jadi para personel SID adalah orang Bali paling ramah yang Anda kenal. Mereka pun tidak mau memaksa orang untuk mengakuinya, buktinya lagu-lagu mereka sudah berbicara banyak dan kini SID semakin kuat.
"Sekarang orang lebih appreciate. Sepertinya musik yang kita tulis lebih banyak menyentuh mereka. Dulu orang hanya menerka-nerka seperti apa kami," tutur JRX.
SID Bangga Raih Uncharted Billboard Internasional
SID Bangga Raih Uncharted Billboard Internasional
Oleh: Supriyanto
Superman Is Dead (SID) bangga menjadi satu-satunya band punk rock wakil Indonesia yang meraih penghargaan Uncharted Billboard Internasional.
"Saya mewakili SID sangat merasa bangga, bisa membawa nama Indonesia dalam persaingan global, musik internasional," ujar Jrx, drumer dari SID di kantor Sony Music, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/1).
Jrx yang banyak memiliki tato ini menyadari penghargaan yang diperoleh dari Billboard internasional tersebut, karena SID memiliki banyak penggemar.
"Billboard Uncharted adalah sebuah penghargaan cutting edge untuk band yang tidak masuk mainstream mereka. Tetapi memiliki masa (penggemar) atau kekuatan lapangan yang patut diperhitungkan," paparnya.
Superman Is Dead Berdiri Menantang!
Band Superman Is Dead kembali menjadi bahan pembicaraan publik. Mereka berhasil menggeser popularitas band-band pop melayu mainstream di situs Facebook.
Band pop masa kini yang notabene penjualan album dan ring back tone (RBT) laris manis di pasaran, ternyata belum tentu dapat meraih dan menarik perhatian publik serta penggemar fanatiknya pada situs jejaring sosial terpopuler tersebut.
Superman Is Dead, atau disingkat SID, terbukti berhasil mengumpulkan 1,373,229 penggemar pada situs Facebook. Angka yang tergolong fantastis dan di atas rata-rata untuk seukuran band yang tetap bertahan dari godaan pasar musik mainstream selama bertahun-tahun, serta tetap setia mengibarkan bendera dan menabuh genderang punk rock.
Band pop yang tengah berkibar saat ini semacam ST12 hingga detik ini hanya berhasil mengumpulkan 188,092 penggemar di situs Facebook, Diikuti Hijau Daun dengan 49,198 penggemar, Armada 639,167 penggemar, Radja 11,157 penggemar, D' Bagindas 36,495 penggemar, dan Wali dengan 23,419 penggemar. Laku di pasaran bukan jaminan populer di ranah maya.
"Menurut gue sih ini fenomena yang nggak aneh. Karena SID cukup lama tergabung dengan major label, otomatis dipromosikan secara luas oleh major label. Apalagi rilisan-rilisannya cukup diminati masyarakat," jelas Harlan Boer atau yang lebih dikenal dengan nama Bin, sang A&R label Jangan Marah Records.
Lebih jauh Bin menjelaskan, SID termasuk band yang sudah duluan besar namanya sebelum ada situs Facebook. Jadi, Facebook berguna sebagai sarana promosi 'lanjutan' setelah berpromosi di media-media massa konvensional.
"Kurang lebih seperti fenomena presenter-presenter TV dengan jumlah follower Twitter yang begitu banyak. Masyarakat pengguna Facebook dan Twitter sudah kenal mereka duluan sebelum Facebook dan Twitter lahir," tutur Bin.
Jadi, kata dia, begitu mereka bergabung dengan Facebook dan Twitter, orang-orang sudah aware siapa SID. Fungsi jejaring sosial bagi SID saat ini berbeda dengan fungsi internet ketika mereka baru merilis EP mereka bersama Spills Records.
Dulu SID menggunakan mailing list internet untuk memperkenalkan siapa mereka. "Kalau sekarang mereka memakai internet lebih ke arah untuk me-maintain nama mereka," tambah Bin.
Menurut Bonny Sidharta, sang pencabik bas band metal Deadsquad dan Raksasa, pencapaian SID ini sangat fenomenal.
"Mereka tidak berada di wilayah mainstream. Gue tahu banget tidak gampang untuk mendapat kepercayaan seperti itu. Untuk sebuah band yang ada di luar kuping mainstream sih buat gue mereka itu dahsyat. Kalo patokan ke band-band pop melayu jelas yang nonmelayu lebih punya pasar," jelas Bonny.
Ia menjelaskan, di kalangan melek internet, fans-fans pop melayu itu tidak ada yang loyal. Mereka terbiasa nonton ajang pertunjukan musik yang diadakan sponsor tanpa mengeluarkan uang. "Berbeda dengan band-band komunitas. Dan SID, sebesar apapun buat gue, mereka tetap band komunitas dengan fans yang loyal,” ungkap Bonny.
Superman Is Dead adalah band pionir punk rock asal Bali yang lahir dan dibesarkan di kawasan Kuta. SID digawangi tiga pemuda tampan dengan attitude khas mereka, yaitu Bobby Kool (vokal, gitar), Eka Rock (bas dan backing vokal), dan Jerinx atau lebih dikenal dengan Jrx (drummer).
Revolusi three-chords SID sukses merasuki jiwa anak muda di seluruh belahan tanah air. SID berusaha memberikan jawaban dari teriakan dan protes sumbang kaum muda.
Disaat media elektronik berlomba-lomba menayangkan gelombang invasi pop yang seragam, SID tetap berdiri dengan gagahnya tampil diseluruh media dengan mengusung genre punk rock yang di padu dengan outfit rockabilly, tanpa mengurangi ciri khas mereka sedikit pun.
Bermula pada 1995 di Bali, lalu di tahun-tahun berikutnya mereka mulai menghantam dan mendobrak sejumlah pemikiran ortodoks dan mekanisme industri musik Tanah Air. Konsistensi yang patut diacungi jempol serta sikap yang kuat melandasi perjalanan Superman Is Dead.
Pandangan miring tentang mitos kebrutalan punk rock perlahan sirna di tepis oleh sisi edukatif Jerinx dan kawan-kawan. Mereka memberi pesan sederhana bagaimana cara menikmati hidup dengan sebaik-baiknya, dan berusaha mempersatukan segala perbedaan di bawah bendera perdamaian dan musik.
Band pop masa kini yang notabene penjualan album dan ring back tone (RBT) laris manis di pasaran, ternyata belum tentu dapat meraih dan menarik perhatian publik serta penggemar fanatiknya pada situs jejaring sosial terpopuler tersebut.
Superman Is Dead, atau disingkat SID, terbukti berhasil mengumpulkan 1,373,229 penggemar pada situs Facebook. Angka yang tergolong fantastis dan di atas rata-rata untuk seukuran band yang tetap bertahan dari godaan pasar musik mainstream selama bertahun-tahun, serta tetap setia mengibarkan bendera dan menabuh genderang punk rock.
Band pop yang tengah berkibar saat ini semacam ST12 hingga detik ini hanya berhasil mengumpulkan 188,092 penggemar di situs Facebook, Diikuti Hijau Daun dengan 49,198 penggemar, Armada 639,167 penggemar, Radja 11,157 penggemar, D' Bagindas 36,495 penggemar, dan Wali dengan 23,419 penggemar. Laku di pasaran bukan jaminan populer di ranah maya.
"Menurut gue sih ini fenomena yang nggak aneh. Karena SID cukup lama tergabung dengan major label, otomatis dipromosikan secara luas oleh major label. Apalagi rilisan-rilisannya cukup diminati masyarakat," jelas Harlan Boer atau yang lebih dikenal dengan nama Bin, sang A&R label Jangan Marah Records.
Lebih jauh Bin menjelaskan, SID termasuk band yang sudah duluan besar namanya sebelum ada situs Facebook. Jadi, Facebook berguna sebagai sarana promosi 'lanjutan' setelah berpromosi di media-media massa konvensional.
"Kurang lebih seperti fenomena presenter-presenter TV dengan jumlah follower Twitter yang begitu banyak. Masyarakat pengguna Facebook dan Twitter sudah kenal mereka duluan sebelum Facebook dan Twitter lahir," tutur Bin.
Jadi, kata dia, begitu mereka bergabung dengan Facebook dan Twitter, orang-orang sudah aware siapa SID. Fungsi jejaring sosial bagi SID saat ini berbeda dengan fungsi internet ketika mereka baru merilis EP mereka bersama Spills Records.
Dulu SID menggunakan mailing list internet untuk memperkenalkan siapa mereka. "Kalau sekarang mereka memakai internet lebih ke arah untuk me-maintain nama mereka," tambah Bin.
Menurut Bonny Sidharta, sang pencabik bas band metal Deadsquad dan Raksasa, pencapaian SID ini sangat fenomenal.
"Mereka tidak berada di wilayah mainstream. Gue tahu banget tidak gampang untuk mendapat kepercayaan seperti itu. Untuk sebuah band yang ada di luar kuping mainstream sih buat gue mereka itu dahsyat. Kalo patokan ke band-band pop melayu jelas yang nonmelayu lebih punya pasar," jelas Bonny.
Ia menjelaskan, di kalangan melek internet, fans-fans pop melayu itu tidak ada yang loyal. Mereka terbiasa nonton ajang pertunjukan musik yang diadakan sponsor tanpa mengeluarkan uang. "Berbeda dengan band-band komunitas. Dan SID, sebesar apapun buat gue, mereka tetap band komunitas dengan fans yang loyal,” ungkap Bonny.
Superman Is Dead adalah band pionir punk rock asal Bali yang lahir dan dibesarkan di kawasan Kuta. SID digawangi tiga pemuda tampan dengan attitude khas mereka, yaitu Bobby Kool (vokal, gitar), Eka Rock (bas dan backing vokal), dan Jerinx atau lebih dikenal dengan Jrx (drummer).
Revolusi three-chords SID sukses merasuki jiwa anak muda di seluruh belahan tanah air. SID berusaha memberikan jawaban dari teriakan dan protes sumbang kaum muda.
Disaat media elektronik berlomba-lomba menayangkan gelombang invasi pop yang seragam, SID tetap berdiri dengan gagahnya tampil diseluruh media dengan mengusung genre punk rock yang di padu dengan outfit rockabilly, tanpa mengurangi ciri khas mereka sedikit pun.
Bermula pada 1995 di Bali, lalu di tahun-tahun berikutnya mereka mulai menghantam dan mendobrak sejumlah pemikiran ortodoks dan mekanisme industri musik Tanah Air. Konsistensi yang patut diacungi jempol serta sikap yang kuat melandasi perjalanan Superman Is Dead.
Pandangan miring tentang mitos kebrutalan punk rock perlahan sirna di tepis oleh sisi edukatif Jerinx dan kawan-kawan. Mereka memberi pesan sederhana bagaimana cara menikmati hidup dengan sebaik-baiknya, dan berusaha mempersatukan segala perbedaan di bawah bendera perdamaian dan musik.
SID Siap Go International
SID Siap Go International
Superman Is Dead (SID) yang mendapat pengakuan Internasional melalui Billboard Uncharted berharap raih kesuksesan. SID pun siap go International.
Band Punk Rock Superman Is Dead (SID) yang kini banyak digemari kalangan remaja tanpa diperhitungkan sebelumnya telah berhasil masuk ke dalam chart billboard kategori uncharted. Rasa bangga pun menyelimuti band SID.
"Kami berharap ini sebuah awal dari band-band lain di Indonesia untuk bisa duduk di kancah internasional,"ujar JRX, drummer SID di kantor Sony Music, Jalan Johar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/1).
Band asal Bali itu masuk di chart Billboard dengan kategori uncharted, yaitu band yang memiliki penggemar terbanyak melalui data dari acount jejaring sosial.
"1,7 juta penggemar, kita pernah mengecek, dari data statistik di Facebook sebagian besar dari Indonesia 70 persen. Sisanya dari Australia dan negara Eropa lain," paparnya.
Awas Facebook Palsu yang Membonceng Konten Porno
Baru-baru ini Symantec mendeteksi situs Facebook Indonesia palsu yang menawarkan konten dewasa. Situs palsu alias phishing itu di-hosting dari layanan hosting web gratisan.
Situs Facebook palsu itu menyatakan bahwa sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna melihat video dewasa dari artis-artis terkenal di Indonesia telah tersedia. Situs ini mengklaim bahwa video-video tersebut diambil dari kamera tersembunyi di kamar hotel.
Pengguna lalu diminta untuk memasukkan informasi login mereka untuk bisa mengakses aplikasi palsu tersebut. Agar terlihat lebih meyakinkan, situs tersebut mengklaim bahwa aplikasi ini berasal dari tim layanan Facebook.
Halaman situs palsu ini menampilkan slideshow gambar porno selebritas Indonesia. Gambar-gambar itu memberi kesan bahwa mereka adalah cuplikan dari video dewasa yang tersedia dalam aplikasi palsu ini.
Motif menampilkan gambar porno seperti itu tentunya untuk menarik pengguna. Padahal tidak ada aplikasi dewasa seperti itu di website Facebook yang asli.
Menurut Symantec, situs palsu seperti itu adalah umpan mengelabui pengguna agar memberikan informasi rahasia mereka. Jika phisher berhasil, mereka akan memiliki informasi untuk pencurian identitas. Berhati-hatilah.
Symantec telah memberitahu Facebook mengenai masalah ini. Facebook kabarnya telah memblokir alamat URL situs itu agar tidak tersebar luas di Facebook.
Facebook secara aktif memblokir tautan ke situs-situs yang diketahui berbahaya agar tidak didistrubusikan. Facebook juga bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memasukkan situs tersebut ke dalam blacklist browser, dan jika memungkinkan, dihapus oleh layanan hosting web.
Catatumbo Lightning
Catatumbo Lightning
Catatumbo Lightning terletak di muara sungai Catatumbo, lebih tepatnya di Danau Maracaibo, Venezuela. Petir yang menyambar pun intensitasnya cukup membuat saya sempat menggelengkan kepala. Bayangkan saja, petir tersebut rata - rata menyambar selama 10 jam dalam sehari, dan dalam satu jam, petir tersebut dapat menyambar rata - rata sampai 280 kali sambaran dalam satu jam. Bisa anda bayangkan berapa kali petir Catatumbo menyambar dalam sehari !!
Dan yang lebih menakjubkannya lagi, dalam satu tahun, petir bisa menyambar sampai 140 sampai 160 hari dari 365 hari dalam setahun. Dan petir tersebut rata - rata menyambar dengan ketinggian 5 km. Sungguh luar biasa sekali bukan ?
Penelitian juga mengatakan bahwa Catatumbo Lightning adalah penghasil ozon dengan presentase tertinggi di dunia, dari seluruh tempat di dunia. Karena Catatumbo Lightning dapat menghasilkan sekitar 1.176.000 kW listrik di atmosfer.
Masyarakat kuno Yukpa di negeri tersebut mempercayai bahwa kilatan warna biru, putih, dan merah muda Catatumbo Lightning, terjadi saat kunang - kunang bertemu dengan roh para leluhur. Selama berabad - anad para pelaut pun menggunakan Catatumbo Lightning sebagai alat navigasi dari alam agar mereka tidak tersesat di lautan. Karena Catatumbo Lightning bisa terlihat dari jarak yang jauh, bahkan sampai ratusan mil jauh nya. Oleh karena itu Catatumbo Lightning juga sering disebut Lighthouse of Maracaibo atau dalam bahasa Indonesia nya Mercusuar Maracaibo.
Catatumbo Lightning konon telah ada sejak berabad - abad yang lalu. Catatan sejarah mengenai Catatumbo Lightning sendiri pertama kali tercatat pada tahun 1597 dalam sebuah puisi epik karangan Lope de Vega berjudul La Dragontea.
Alexander von Humboldt, seorang naturalis Prussia, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai "ledakan listrik yang seperti sinar pendar". Seorang Geografis dari Italia yang bernama Agustin Codazzi, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai "kilat yang tampaknya muncul dari sungai Zulia lanjutan dan sekitarnya".
Studi mengenai Catatumbo Lightning pertama kali dilakukan oleh Melchor Centeno. Kemudian pada tahun 1966 sampai 1970, ilmuwan Andrew Zavrostky melakukan tiga ekspedisi dengan bantuan dari University of Los Andes yang menyimpulkan bahwa areal tersebut akan memiliki episentris di rawa - rawa dari Swamp National Park Juan Manuel de Aguas, Claras Aguas Negras dan Danau Maracaibo bagian barat. Pada tahun 1991, ia juga mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi karena adanya pertemuan arus udara hangat dan dingin di daerah tersebut. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa penyebab untuk kilat terisolasi mungkin karena keberadaan uranium di dasar bebatuan.
Kemudian pada tahun 1997 sampai 2000, Nelson Falcon melakukan beberapa ekspedisi dan menghasilkan model mikrofisika dari Catatumbo Lightning yang mengidentifikasikan bahwa metana lah yang menyebabkan Catatumbo Lightning. Namun saat itu teori ini masih dianggap hanya sekedar spekulasi.
Tapi belakangan, penyebab fenomena tersebut adalah gas nontoksik metana yang menguap dari rawa dan endapan minyak.
Di bawah ini adalah ilustrasi proses terjadinya Catatumbo Lightning
Ilustrasi terjadinya Catatumbo Lightning |
- Angin Karibia yang hangat dan lembab bertemu udara dingin Pegunungan Andes. Ini bisa menciptakan badai guntur.
- Metana menguap dari lapisan minyak di Danau Maracaibo dan dari materi rawa yang membusuk. Gas itu lalu dibawa angin ke awan.
- Arus udara di dalam awan menyebarkan metana secara merata. Tetapi gas tersebut tetap terkonsentrasi di area - area tertentu.
- Dalam kondisi normal, udara di awan merupakan penyekat yang membuat aktivitas listrik menurun. Metana membuat listrik itu melemah. Petir pun terjadi
Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya”Kata-kata tersebut seakan-akan mengingatkan kita terhadap masa silam bangsa Indonesia.Selama beratus-ratus tahun bahkan sampai lebih dari 1 abad (masih dierdebatkan) bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing. Ribuan bahkan jutaan orang gugur di dalam berbagai upaya mencapai kemerdekaan maupun mempertahankannya. Mulai dari masa awal portugis datang sampai penjajahan jepang atau sampai agresi militer yang dilakukan Belanda untuk menghancurkan NKRI. Sungguh berat perjuangan mereka hingga seperti ini. Sepatutnya kita mengenang jasa-jasa mereka
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya (blok sekutu). Sehingga terjadi vacum of power dan momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Kemudian Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Dalat Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Dia memberitahu bahwa pasukan Jepang kalah dan akan memeberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Akan tetapi para pejuang menolak hadiah kemerdekaan tersebut dan mempersiapkan sendiri kemerdekaannya.
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke Indonesia, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.Golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau buru-buru.
Kemudian Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda kukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan di rumah Soekarno. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati di kibarkan
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Rabu, 26 Januari 2011
SID vs Dunia!
SID vs Dunia!
Well, sebuah berita gembira baru saja menghampiri Indonesia. Pengakuan tak terbantahkan datang dari Billboard, sebuah media musik maha kredibel dari Amerika Serikat, negara yang -suka atau tidak- masih relevan disebut sebagai 'penentu arah' dunia hiburan global.
SID masuk dalam daftar 50 Artis Billboard Uncharted. Menurut data yang didapat Billboard melalui program research dan seleksi nya, SID terbukti memiliki fanbase dengan tingkat interaksi, intensitas dan loyalitas tinggi.
Perlu dicatat bahwa di Billboard Uncharted, SID bersaing dengan band/musisi dari seluruh dunia. Inilah persaingan global yang sebenarnya.
Masuknya SID ke dalam daftar ini otomatis menjadi sebuah pengakuan solid bahwa Indonesia memiliki potensi seni modern. Bahwa Indonesia layak diperhitungkan. Pengakuan bahwa Indonesia bisa.
Dan kami, SID, sangat bangga bisa menjadi alasan kenapa pengakuan itu hinggap disini, di negara ketiga ini.
Tentu saja ini semua tidak akan terjadi tanpa kerjasama, baik secara langsung ataupun tidak. Analogi nya, SID meletupkan api, para pemberontak menyalakan obor dan berlarian membawa bara dari Sabang sampai Merauke, sampai ke negara seberang dan tersiar hingga pelosok dunia.
Karena itu, rasa terima kasih terdalam kami untuk kesetiaan tiada henti para loyalis SID (Outsiders/LadyRose). Kami sangat percaya, kalian adalah api-api kecil yang suatu saat akan membakar kemunduran di negeri ini. Dan selama kalian ada, api ini tidak akan pernah padam.
Juga rasa terima kasih yang tulus kami untuk para simpatisan, oposan dan (sedikit) media/jurnalis yang bisa mengapresiasi, membaca dan membahasakan SID dengan adil.
Semua ini tidak akan terjadi tanpa eksistensi cinta, rasa benci dan rindu kalian.
Kami berharap pengakuan besar ini bisa memberi sinar di wajah muram Indonesia dan memotivasi para anak bangsa untuk bangkit, merobohkan semua tembok penjara dan menjadi legenda di wilayah kerja nya masing-masing.
Kemenangan ini adalah hasil kerja keras kita semua, anak-anak muda Indonesia, yang tanpa pernah lelah meneriakkan rasa cinta dan cita-cita nya untuk perubahan yang lebih baik di negeri ini.
Cheers!
Jrx
Well, sebuah berita gembira baru saja menghampiri Indonesia. Pengakuan tak terbantahkan datang dari Billboard, sebuah media musik maha kredibel dari Amerika Serikat, negara yang -suka atau tidak- masih relevan disebut sebagai 'penentu arah' dunia hiburan global.
SID masuk dalam daftar 50 Artis Billboard Uncharted. Menurut data yang didapat Billboard melalui program research dan seleksi nya, SID terbukti memiliki fanbase dengan tingkat interaksi, intensitas dan loyalitas tinggi.
Perlu dicatat bahwa di Billboard Uncharted, SID bersaing dengan band/musisi dari seluruh dunia. Inilah persaingan global yang sebenarnya.
Masuknya SID ke dalam daftar ini otomatis menjadi sebuah pengakuan solid bahwa Indonesia memiliki potensi seni modern. Bahwa Indonesia layak diperhitungkan. Pengakuan bahwa Indonesia bisa.
Dan kami, SID, sangat bangga bisa menjadi alasan kenapa pengakuan itu hinggap disini, di negara ketiga ini.
Tentu saja ini semua tidak akan terjadi tanpa kerjasama, baik secara langsung ataupun tidak. Analogi nya, SID meletupkan api, para pemberontak menyalakan obor dan berlarian membawa bara dari Sabang sampai Merauke, sampai ke negara seberang dan tersiar hingga pelosok dunia.
Karena itu, rasa terima kasih terdalam kami untuk kesetiaan tiada henti para loyalis SID (Outsiders/LadyRose). Kami sangat percaya, kalian adalah api-api kecil yang suatu saat akan membakar kemunduran di negeri ini. Dan selama kalian ada, api ini tidak akan pernah padam.
Juga rasa terima kasih yang tulus kami untuk para simpatisan, oposan dan (sedikit) media/jurnalis yang bisa mengapresiasi, membaca dan membahasakan SID dengan adil.
Semua ini tidak akan terjadi tanpa eksistensi cinta, rasa benci dan rindu kalian.
Kami berharap pengakuan besar ini bisa memberi sinar di wajah muram Indonesia dan memotivasi para anak bangsa untuk bangkit, merobohkan semua tembok penjara dan menjadi legenda di wilayah kerja nya masing-masing.
Kemenangan ini adalah hasil kerja keras kita semua, anak-anak muda Indonesia, yang tanpa pernah lelah meneriakkan rasa cinta dan cita-cita nya untuk perubahan yang lebih baik di negeri ini.
Cheers!
Jrx
Selasa, 25 Januari 2011
Crop Circle
Crop Circle - Sejarah, Penjelasan dan Karakteristik
Crop circle merupakan salah satu misteri yang paling menarik di zaman modern ini. mungkin ini adalah satu-satunya misteri yang sejalan dengan seni yang indah.
Crop circle atau yang lebih dikenal dengan sebutan lingkaran ladang gandum adalah sebuah pola yang muncul dalam semalam pada ladang gandum dengan ciri merunduknya batangan gandum tersebut. Pada awalnya, crop circle hanya berbentuk lingkaran-lingkaran sederhana, namun memasuki tahun 1980an, crop circle berkembang hingga memiliki pola yang rumit dan tidak hanya berbentuk lingkaran.
Istilah Crop circle pertamakali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui, namun crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, sawah dan kebun bunga.
Sejarah Crop Circle
Sejarah Crop circle dapat dilacak hingga tahun 1678. Pada abad tersebut, ada sebuah ukiran kayu yang disebut "Mowing Devil" yang menggambarkan iblis sedang menggambar desain oval di sebuah ladang gandum.
Kisahnya mungkin sedikit mistik. Sang petani yang menolak tuntutan pekerjaan sang majikan, mengatakan bahwa lebih baik iblis yang mengerjakan tugasnya. Pada malam itu juga, Ladang gandum tersebut terlihat terbakar oleh api. Paginya lingkaran misterius berbentuk oval muncul di ladang tersebut.
Entahkan ini kisah nyata atau tidak, tidak ada yang bisa mengkonfirmasinya.
Laporan crop circle yang lebih modern dipublikasikan di majalah Nature edisi 29 Juli 1880. Pada tahun itu, seorang peneliti bernama John Rand Capron melaporkan adanya tanaman-tanaman gandum yang merunduk dan membentuk lingkaran sirkular.
Crop Circle - Mendunia
Crop circle mulai mendunia pada tahun 1980-an ketika media melaporkan banyak crop circle muncul di wilayah pedesaan Inggris, terutama di Wiltshire dan Hampshire. Bersamaan dengan kemunculan di Inggris, fenomena yang sama dilaporkan muncul di Australia dan Amerika Serikat.
Hingga saat ini paling tidak ada 12.000 Crop circle yang telah ditemukan di seluruh dunia, seperti Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Kanada dan bahkan Jepang.
Crop Circle - tanda kemunculan
Menurut para saksi mata, Sebelum Crop circle muncul, selalu ada tanda-tanda aneh yang mendahului :
1. Adanya lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang diatas ladang.
2. Terjadinya badai petir hebat.
3. Benda-benda elektrik tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil.
Karena itu hingga saat ini, teori sains yang paling populer mengenai dugaan penyebab kemunculan crop circle adalah akibat medan elektromagnetik yang berasal dari petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah.
Crop circle - Hoax atau Nyata ?
Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit.
Majalah Time edisi 23 September 1991 menyebut pengakuan Chorley dan Bower dengan kutipan seperti ini :
"Pengakuan ini mengakhiri sebuah misteri paling populer yang pernah disaksikan Inggris dan dunia"
Benarkah anggapan majalah Time ? Apakah misteri ini telah terpecahkan?
Memang, banyak dari crop circle adalah buatan manusia, namun para peneliti menemukan karakteristik-karakteristik yang kelihatannya mustahil dapat dibuat oleh manusia.
Crop Circle - Karakteristik
Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah sebagai berikut :
Batang gandum tidak patah
Pada crop circle yang asli, tanaman gandum tidak patah. Ia hanya merunduk seperti sebuah sendok plastik yang dipanaskan. Menurut para peneliti, hal ini bisa diakibatkan oleh semburan elektromagnetik yang deras kearah tanaman gandum hingga menambah kelembaban batang gandum yang memungkinkannya untuk merunduk tanpa patah.
Lubang-lubang kecil pada batang gandum
Ciri lainnya adalah ditemukan lubang-lubang kecil di batang gandum. Para peneliti menduga bahwa lubang ini tercipta akibat adanya semburan gelombang mikro yang terus-menerus yang menyebabkan kelembaban batang gandum berubah menjadi uap panas yang kemudian mencari jalan keluar dari batang gandum.
Pola Rumit
Memang, manusia yang berusaha membuat crop circle mampu membuat pola yang rumit, namun tidak dalam semalam. Crop circle asli terkadang memiliki pola geometri yang asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah pola Phi yang hanya berhasil dipecahkan oleh seorang ahli astrofisika !
Partikel Besi Mikro bermagnet
Ciri lain yang hampir mustahil ditiru oleh manusia adalah adanya Partikel Besi bermagnet yang ditemukan pertama kali oleh para peneliti dari BLT Institute. Partikel besi bermagnet tersebut memiliki diameter 10-50 mikrometer dan terdistribusi secara merata dan linear di perimeter Crop Circle. Menurut para peneliti, partikel besi ini mungkin muncul karena terciptanya kolom udara yang terionisasi (Plasma Vortex).
Perubahan struktur Kristalin batang gandum
Ciri lainnya adalah adanya perubahan struktur Kristalin pada tanaman gandum. Karakter ini hampir dipastikan tidak dapat ditiru oleh orang lain.
Perubahan komposisi kimiawi tanah
Peneliti lainnya juga menemukan pada beberapa kasus terjadi perubahan komposisi kimiawi tanah tempat terciptanya Crop circle.
Timbulnya medan magnet misterius di lokasi
Pada crop circle yang asli, umumnya terdapat medan magnet yang sangat kuat di dalam lingkaran formasinya. Medan magnet ini dapat mematikan peralatan elektrik. Ciri ini tidak ditemukan pada crop circle buatan manusia.
Crop Circle - Tantangan Sains
Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan 5 insinyur aeronautic dan austronautic dari MIT untuk membuat Crop Circle. Syaratnya mereka harus membuat Crop circle yang paling tidak memiliki 3 ciri, yaitu :
1. Batang gandum yang tidak patah
2. Ada lubang-lubang uap pada batang gandum
3. Adanya partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi Crop circle.
Tim tersebut kemudian membuat sebuah crop circle, lalu berusaha memasukkan 3 karakter diatas. Mereka menggunakan microwave emitter untuk meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Mereka lalu menggunakan flamethrower untuk menyemprot partikel besi. Namun ternyata peralatan tersebut memakan terlalu banyak waktu dan tidak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic untuk menyebarkan partikel besi secara merata.
Dengan seluruh teknologi canggih yang digunakan, para insinyur MIT hanya dapat menghasilkan 2 ciri dengan sempurna. Ciri ketiga, yaitu partikel besi tersebar tidak dengan merata.
Lagipula menurut peneliti Crop circle, para tim tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan peralatan canggih yang jelas diluar jangkauan para Hoaxer lainnya.
Bukan hanya di Inggris, Percobaan mereproduksi Crop circle ternyata pernah dilakukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Y. Ohtsuki (Crop circle pernah muncul di sawah padi di Jepang).
Ia memang berhasil menciptakan karakter asli crop circle yaitu dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Ya, karakteristik yang sederhana-pun membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup rumit.
Pernah suatu hari, para peneliti yang berusaha menciptakan kembali Crop circle dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton hanya untuk memasang penerangan agar mereka dapat bekerja pada malam hari. Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu.
Crop circle asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. mereka hanya muncul dengan tiba-tiba. Jadi sains modern masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini.
Adakah penjelasan lain yang ditawarkan ?
Crop Circle - Penjelasan Lainnya
Bagi yang lain, ketika sains gagal mengungkap rahasia crop circle, mereka sampai kepada penjelasan alternatif, Yaitu crop circle adalah buatan alien.
Pada tahun 1966 terjadi laporan yang luar biasa aneh. Di sebuah kota kecil di Tully, Queensland, Australia, seorang petani tebu melaporkan adanya sebuah UFO yang terbang dari alang-alang. Ketika ia menyelidiki lokasi terbangnya UFO tersebut, ia melihat alang-alang diatas air rawa ditempat itu merunduk dalam pola lingkaran searah jarum jam. Luar biasanya, jalinan yang tercipta dari alang-alang tersebut mampu menahan berat 10 pria dewasa.
Di Inggris, beberapa saksi mata pernah melihat objek terbang tak dikenal pada malam munculnya Crop circle.
Saya pernah menyinggung soal ini di postingan saya yang berjudul : Crop circle bermotif suku maya muncul di Sillbury Hill.
Dalam postingan itu, saya menyinggung mengenai kesaksian seorang polisi yang melihat tiga pria tinggi sedang mengamati ladang gandum. Ketika petugas polisi menghampiri mereka, mereka lari dan menghilang. Dengan segera polisi tersebut mendengar suara berdengung statik yang aneh, dan ia menyaksikan batang-batang gandum mulai merunduk mengiringi suara dengungan itu. Malam itu juga disekitar situ seorang saksi berhasil memotret objek terbang tidak dikenal.
Apakah Crop circle adalah jejak UFO yang tertinggal ? Ataukah kode rahasia yang ingin disampaikan kepada umat manusia ? tentu saja tidak ada yang bisa memastikannya.
Namun dugaan ini dibuat semakin panas akibat adanya pengakuan seorang mantan sersan polisi di Inggris yang mengaku bahwa para petani di Inggris dibayar oleh pihak militer untuk segera membuldoser crop circle segera setelah mereka muncul.
Apakah militer Inggris mengetahui sesuatu yang tidak boleh diungkapkan ?
Saya rasa, bertentangan dengan anggapan majalah Time. Misteri ini akan tetap hidup di abad modern ini sampai kita benar-benar mendapatkan bukti sains yang solid dan masuk akal. Atau, apakah mowing devil benar? Mungkinkah crop circle memang dibuat oleh setan sendiri ?
Crop circle merupakan salah satu misteri yang paling menarik di zaman modern ini. mungkin ini adalah satu-satunya misteri yang sejalan dengan seni yang indah.
Crop circle atau yang lebih dikenal dengan sebutan lingkaran ladang gandum adalah sebuah pola yang muncul dalam semalam pada ladang gandum dengan ciri merunduknya batangan gandum tersebut. Pada awalnya, crop circle hanya berbentuk lingkaran-lingkaran sederhana, namun memasuki tahun 1980an, crop circle berkembang hingga memiliki pola yang rumit dan tidak hanya berbentuk lingkaran.
Istilah Crop circle pertamakali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui, namun crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, sawah dan kebun bunga.
Sejarah Crop Circle
Sejarah Crop circle dapat dilacak hingga tahun 1678. Pada abad tersebut, ada sebuah ukiran kayu yang disebut "Mowing Devil" yang menggambarkan iblis sedang menggambar desain oval di sebuah ladang gandum.
Kisahnya mungkin sedikit mistik. Sang petani yang menolak tuntutan pekerjaan sang majikan, mengatakan bahwa lebih baik iblis yang mengerjakan tugasnya. Pada malam itu juga, Ladang gandum tersebut terlihat terbakar oleh api. Paginya lingkaran misterius berbentuk oval muncul di ladang tersebut.
Entahkan ini kisah nyata atau tidak, tidak ada yang bisa mengkonfirmasinya.
Laporan crop circle yang lebih modern dipublikasikan di majalah Nature edisi 29 Juli 1880. Pada tahun itu, seorang peneliti bernama John Rand Capron melaporkan adanya tanaman-tanaman gandum yang merunduk dan membentuk lingkaran sirkular.
Crop Circle - Mendunia
Crop circle mulai mendunia pada tahun 1980-an ketika media melaporkan banyak crop circle muncul di wilayah pedesaan Inggris, terutama di Wiltshire dan Hampshire. Bersamaan dengan kemunculan di Inggris, fenomena yang sama dilaporkan muncul di Australia dan Amerika Serikat.
Hingga saat ini paling tidak ada 12.000 Crop circle yang telah ditemukan di seluruh dunia, seperti Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Kanada dan bahkan Jepang.
Crop Circle - tanda kemunculan
Menurut para saksi mata, Sebelum Crop circle muncul, selalu ada tanda-tanda aneh yang mendahului :
1. Adanya lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang diatas ladang.
2. Terjadinya badai petir hebat.
3. Benda-benda elektrik tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil.
Karena itu hingga saat ini, teori sains yang paling populer mengenai dugaan penyebab kemunculan crop circle adalah akibat medan elektromagnetik yang berasal dari petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah.
Crop circle - Hoax atau Nyata ?
Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit.
Majalah Time edisi 23 September 1991 menyebut pengakuan Chorley dan Bower dengan kutipan seperti ini :
"Pengakuan ini mengakhiri sebuah misteri paling populer yang pernah disaksikan Inggris dan dunia"
Benarkah anggapan majalah Time ? Apakah misteri ini telah terpecahkan?
Memang, banyak dari crop circle adalah buatan manusia, namun para peneliti menemukan karakteristik-karakteristik yang kelihatannya mustahil dapat dibuat oleh manusia.
Crop Circle - Karakteristik
Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah sebagai berikut :
Batang gandum tidak patah
Pada crop circle yang asli, tanaman gandum tidak patah. Ia hanya merunduk seperti sebuah sendok plastik yang dipanaskan. Menurut para peneliti, hal ini bisa diakibatkan oleh semburan elektromagnetik yang deras kearah tanaman gandum hingga menambah kelembaban batang gandum yang memungkinkannya untuk merunduk tanpa patah.
Lubang-lubang kecil pada batang gandum
Ciri lainnya adalah ditemukan lubang-lubang kecil di batang gandum. Para peneliti menduga bahwa lubang ini tercipta akibat adanya semburan gelombang mikro yang terus-menerus yang menyebabkan kelembaban batang gandum berubah menjadi uap panas yang kemudian mencari jalan keluar dari batang gandum.
Pola Rumit
Memang, manusia yang berusaha membuat crop circle mampu membuat pola yang rumit, namun tidak dalam semalam. Crop circle asli terkadang memiliki pola geometri yang asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah pola Phi yang hanya berhasil dipecahkan oleh seorang ahli astrofisika !
Partikel Besi Mikro bermagnet
Ciri lain yang hampir mustahil ditiru oleh manusia adalah adanya Partikel Besi bermagnet yang ditemukan pertama kali oleh para peneliti dari BLT Institute. Partikel besi bermagnet tersebut memiliki diameter 10-50 mikrometer dan terdistribusi secara merata dan linear di perimeter Crop Circle. Menurut para peneliti, partikel besi ini mungkin muncul karena terciptanya kolom udara yang terionisasi (Plasma Vortex).
Perubahan struktur Kristalin batang gandum
Ciri lainnya adalah adanya perubahan struktur Kristalin pada tanaman gandum. Karakter ini hampir dipastikan tidak dapat ditiru oleh orang lain.
Perubahan komposisi kimiawi tanah
Peneliti lainnya juga menemukan pada beberapa kasus terjadi perubahan komposisi kimiawi tanah tempat terciptanya Crop circle.
Timbulnya medan magnet misterius di lokasi
Pada crop circle yang asli, umumnya terdapat medan magnet yang sangat kuat di dalam lingkaran formasinya. Medan magnet ini dapat mematikan peralatan elektrik. Ciri ini tidak ditemukan pada crop circle buatan manusia.
Crop Circle - Tantangan Sains
Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan 5 insinyur aeronautic dan austronautic dari MIT untuk membuat Crop Circle. Syaratnya mereka harus membuat Crop circle yang paling tidak memiliki 3 ciri, yaitu :
1. Batang gandum yang tidak patah
2. Ada lubang-lubang uap pada batang gandum
3. Adanya partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi Crop circle.
Tim tersebut kemudian membuat sebuah crop circle, lalu berusaha memasukkan 3 karakter diatas. Mereka menggunakan microwave emitter untuk meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Mereka lalu menggunakan flamethrower untuk menyemprot partikel besi. Namun ternyata peralatan tersebut memakan terlalu banyak waktu dan tidak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic untuk menyebarkan partikel besi secara merata.
Dengan seluruh teknologi canggih yang digunakan, para insinyur MIT hanya dapat menghasilkan 2 ciri dengan sempurna. Ciri ketiga, yaitu partikel besi tersebar tidak dengan merata.
Lagipula menurut peneliti Crop circle, para tim tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan peralatan canggih yang jelas diluar jangkauan para Hoaxer lainnya.
Bukan hanya di Inggris, Percobaan mereproduksi Crop circle ternyata pernah dilakukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Y. Ohtsuki (Crop circle pernah muncul di sawah padi di Jepang).
Ia memang berhasil menciptakan karakter asli crop circle yaitu dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Ya, karakteristik yang sederhana-pun membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup rumit.
Pernah suatu hari, para peneliti yang berusaha menciptakan kembali Crop circle dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton hanya untuk memasang penerangan agar mereka dapat bekerja pada malam hari. Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu.
Crop circle asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. mereka hanya muncul dengan tiba-tiba. Jadi sains modern masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini.
Adakah penjelasan lain yang ditawarkan ?
Crop Circle - Penjelasan Lainnya
Bagi yang lain, ketika sains gagal mengungkap rahasia crop circle, mereka sampai kepada penjelasan alternatif, Yaitu crop circle adalah buatan alien.
Pada tahun 1966 terjadi laporan yang luar biasa aneh. Di sebuah kota kecil di Tully, Queensland, Australia, seorang petani tebu melaporkan adanya sebuah UFO yang terbang dari alang-alang. Ketika ia menyelidiki lokasi terbangnya UFO tersebut, ia melihat alang-alang diatas air rawa ditempat itu merunduk dalam pola lingkaran searah jarum jam. Luar biasanya, jalinan yang tercipta dari alang-alang tersebut mampu menahan berat 10 pria dewasa.
Di Inggris, beberapa saksi mata pernah melihat objek terbang tak dikenal pada malam munculnya Crop circle.
Saya pernah menyinggung soal ini di postingan saya yang berjudul : Crop circle bermotif suku maya muncul di Sillbury Hill.
Dalam postingan itu, saya menyinggung mengenai kesaksian seorang polisi yang melihat tiga pria tinggi sedang mengamati ladang gandum. Ketika petugas polisi menghampiri mereka, mereka lari dan menghilang. Dengan segera polisi tersebut mendengar suara berdengung statik yang aneh, dan ia menyaksikan batang-batang gandum mulai merunduk mengiringi suara dengungan itu. Malam itu juga disekitar situ seorang saksi berhasil memotret objek terbang tidak dikenal.
Apakah Crop circle adalah jejak UFO yang tertinggal ? Ataukah kode rahasia yang ingin disampaikan kepada umat manusia ? tentu saja tidak ada yang bisa memastikannya.
Namun dugaan ini dibuat semakin panas akibat adanya pengakuan seorang mantan sersan polisi di Inggris yang mengaku bahwa para petani di Inggris dibayar oleh pihak militer untuk segera membuldoser crop circle segera setelah mereka muncul.
Apakah militer Inggris mengetahui sesuatu yang tidak boleh diungkapkan ?
Saya rasa, bertentangan dengan anggapan majalah Time. Misteri ini akan tetap hidup di abad modern ini sampai kita benar-benar mendapatkan bukti sains yang solid dan masuk akal. Atau, apakah mowing devil benar? Mungkinkah crop circle memang dibuat oleh setan sendiri ?
Minggu, 23 Januari 2011
Bermuda Triangle
The Bermuda Triangle, also known as the Devil's Triangle, is a region in the western part of the North Atlantic Ocean where a number of aircraft and surface vessels allegedly disappeared mysteriously. Popular culture has attributed these disappearances to the paranormal or activity by extraterrestrial beings.[1] Documented evidence indicates that a significant percentage of the incidents were inaccurately reported or embellished by later authors, and numerous official agencies have stated that the number and nature of disappearances in the region is similar to that in any other area of ocean.
The area is one of the most heavily traveled shipping lanes in the world, with ships crossing through it daily for ports in the Americas, Europe, and the Caribbean Islands. Cruise ships are also plentiful, and pleasure craft regularly go back and forth between Florida and the islands. It is also a heavily flown route for commercial and private aircraft heading towards Florida, the Caribbean, and South America from points north.
Others would follow with their own works, elaborating on Gaddis's ideas: John Wallace Spencer (Limbo of the Lost, 1969, repr. 1973);[7] Charles Berlitz (The Bermuda Triangle, 1974);[8] Richard Winer (The Devil's Triangle, 1974),[9] and many others, all keeping to some of the same supernatural elements outlined by Eckert.[10]
Kusche concluded that:
United States Coast Guard records confirm their conclusion. In fact, the number of supposed disappearances is relatively insignificant considering the number of ships and aircraft that pass through on a regular basis.[11]
The Coast Guard is also officially skeptical of the Triangle, noting that they collect and publish, through their inquiries, much documentation contradicting many of the incidents written about by the Triangle authors. In one such incident involving the 1972 explosion and sinking of the tanker SS V. A. Fogg in the Gulf of Mexico, the Coast Guard photographed the wreck and recovered several bodies,[13] in contrast with one Triangle author's claim that all the bodies had vanished, with the exception of the captain, who was found sitting in his cabin at his desk, clutching a coffee cup.[7]
The NOVA/Horizon episode The Case of the Bermuda Triangle, aired on June 27, 1976, was highly critical, stating that "When we've gone back to the original sources or the people involved, the mystery evaporates. Science does not have to answer questions about the Triangle because those questions are not valid in the first place... Ships and planes behave in the Triangle the same way they behave everywhere else in the world."[14]
David Kusche pointed out a common problem with many of the Bermuda Triangle stories and theories: "Say I claim that a parrot has been kidnapped to teach aliens human language and I challenge you to prove that is not true. You can even use Einstein's Theory of Relativity if you like. There is simply no way to prove such a claim untrue. The burden of proof should be on the people who make these statements, to show where they got their information from, to see if their conclusions and interpretations are valid, and if they have left anything out."[14]
Skeptical researchers, such as Ernest Taves[15] and Barry Singer,[16] have noted how mysteries and the paranormal are very popular and profitable. This has led to the production of vast amounts of material on topics such as the Bermuda Triangle. They were able to show that some of the pro-paranormal material is often misleading or inaccurate, but its producers continue to market it. Accordingly, they have claimed that the market is biased in favor of books, TV specials, and other media that support the Triangle mystery, and against well-researched material if it espouses a skeptical viewpoint.
Finally, if the Triangle is assumed to cross land, such as parts of Puerto Rico, the Bahamas, or Bermuda itself, there is no evidence for the disappearance of any land-based vehicles or persons.[citation needed] The city of Freeport, located inside the Triangle, operates a major shipyard and an airport that handles 50,000 flights annually and is visited by over a million tourists a year.[17]
Other writers attribute the events to UFOs.[19] This idea was used by Steven Spielberg for his science fiction film Close Encounters of the Third Kind, which features the lost Flight 19 aircrews as alien abductees.
Charles Berlitz, author of various books on anomalous phenomena, lists several theories attributing the losses in the Triangle to anomalous or unexplained forces.[8]
Piracy—the illegal capture of a craft on the high seas—continues to this day. While piracy for cargo theft is more common in the western Pacific and Indian oceans, drug smugglers do steal pleasure boats for smuggling operations, and may have been involved in crew and yacht disappearances in the Caribbean. Piracy in the Caribbean was common from about 1560 to the 1760s, and famous pirates included Edward Teach (Blackbeard) and Jean Lafitte.[citation needed]
Publications by the USGS describe large stores of undersea hydrates worldwide, including the Blake Ridge area, off the southeastern United States coast.[27] However, according to another of their papers, no large releases of gas hydrates are believed to have occurred in the Bermuda Triangle for the past 15,000 years.[12]
Adding to the mystery, a search and rescue Mariner aircraft with a 13-man crew was dispatched to aid the missing squadron, but the Mariner itself was never heard from again. Later, there was a report from a tanker cruising off the coast of Florida of a visible explosion[32] at about the time the Mariner would have been on patrol.
While the basic facts of this version of the story are essentially accurate, some important details are missing. The weather was becoming stormy by the end of the incident, and naval reports and written recordings of the conversations between Taylor and the other pilots of Flight 19 do not indicate magnetic problems.[33]
http://en.wikipedia.org/wiki/Bermuda_Triangle |
The Triangle area
The boundaries of the triangle cover the Straits of Florida, the Bahamas and the entire Caribbean island area and the Atlantic east to the Azores. The more familiar triangular boundary in most written works has as its points somewhere on the Atlantic coast of Miami; San Juan, Puerto Rico; and the mid-Atlantic island of Bermuda, with most of the accidents concentrated along the southern boundary around the Bahamas and the Florida Straits.The area is one of the most heavily traveled shipping lanes in the world, with ships crossing through it daily for ports in the Americas, Europe, and the Caribbean Islands. Cruise ships are also plentiful, and pleasure craft regularly go back and forth between Florida and the islands. It is also a heavily flown route for commercial and private aircraft heading towards Florida, the Caribbean, and South America from points north.
History
Origins
The earliest allegation of unusual disappearances in the Bermuda area appeared in a September 16, 1950 Associated Press article by Edward Van Winkle Jones.[2] Two years later, Fate magazine published "Sea Mystery At Our Back Door",[3] a short article by George X. Sand covering the loss of several planes and ships, including the loss of Flight 19, a group of five U.S. Navy TBM Avenger bombers on a training mission. Sand's article was the first to lay out the now-familiar triangular area where the losses took place. Flight 19 alone would be covered in the April 1962 issue of American Legion Magazine.[4] It was claimed that the flight leader had been heard saying "We are entering white water, nothing seems right. We don't know where we are, the water is green, no white." It was also claimed that officials at the Navy board of inquiry stated that the planes "flew off to Mars." Sand's article was the first to suggest a supernatural element to the Flight 19 incident. In the February 1964 issue of Argosy, Vincent Gaddis's article "The Deadly Bermuda Triangle" argued that Flight 19 and other disappearances were part of a pattern of strange events in the region.[5] The next year, Gaddis expanded this article into a book, Invisible Horizons.[6]Others would follow with their own works, elaborating on Gaddis's ideas: John Wallace Spencer (Limbo of the Lost, 1969, repr. 1973);[7] Charles Berlitz (The Bermuda Triangle, 1974);[8] Richard Winer (The Devil's Triangle, 1974),[9] and many others, all keeping to some of the same supernatural elements outlined by Eckert.[10]
Larry Kusche
Lawrence David Kusche, a research librarian from Arizona State University and author of The Bermuda Triangle Mystery: Solved (1975)[11] argued that many claims of Gaddis and subsequent writers were often exaggerated, dubious or unverifiable. Kusche's research revealed a number of inaccuracies and inconsistencies between Berlitz's accounts and statements from eyewitnesses, participants, and others involved in the initial incidents. Kusche noted cases where pertinent information went unreported, such as the disappearance of round-the-world yachtsman Donald Crowhurst, which Berlitz had presented as a mystery, despite clear evidence to the contrary. Another example was the ore-carrier recounted by Berlitz as lost without trace three days out of an Atlantic port when it had been lost three days out of a port with the same name in the Pacific Ocean. Kusche also argued that a large percentage of the incidents that sparked allegations of the Triangle's mysterious influence actually occurred well outside it. Often his research was simple: he would review period newspapers of the dates of reported incidents and find reports on possibly relevant events like unusual weather, that were never mentioned in the disappearance stories.Kusche concluded that:
- The number of ships and aircraft reported missing in the area was not significantly greater, proportionally speaking, than in any other part of the ocean.
- In an area frequented by tropical storms, the number of disappearances that did occur were, for the most part, neither disproportionate, unlikely, nor mysterious; furthermore, Berlitz and other writers would often fail to mention such storms.
- The numbers themselves had been exaggerated by sloppy research. A boat's disappearance, for example, would be reported, but its eventual (if belated) return to port may not have been.
- Some disappearances had, in fact, never happened. One plane crash was said to have taken place in 1937 off Daytona Beach, Florida, in front of hundreds of witnesses; a check of the local papers revealed nothing.
- The legend of the Bermuda Triangle is a manufactured mystery, perpetuated by writers who either purposely or unknowingly made use of misconceptions, faulty reasoning, and sensationalism.[11]
Further responses
When the UK Channel 4 television program "The Bermuda Triangle" (c. 1992) was being produced by John Simmons of Geofilms for the Equinox series, the marine insurer Lloyd's of London was asked if an unusually large number of ships had sunk in the Bermuda Triangle area. Lloyd's of London determined that large numbers of ships had not sunk there.[12]United States Coast Guard records confirm their conclusion. In fact, the number of supposed disappearances is relatively insignificant considering the number of ships and aircraft that pass through on a regular basis.[11]
The Coast Guard is also officially skeptical of the Triangle, noting that they collect and publish, through their inquiries, much documentation contradicting many of the incidents written about by the Triangle authors. In one such incident involving the 1972 explosion and sinking of the tanker SS V. A. Fogg in the Gulf of Mexico, the Coast Guard photographed the wreck and recovered several bodies,[13] in contrast with one Triangle author's claim that all the bodies had vanished, with the exception of the captain, who was found sitting in his cabin at his desk, clutching a coffee cup.[7]
The NOVA/Horizon episode The Case of the Bermuda Triangle, aired on June 27, 1976, was highly critical, stating that "When we've gone back to the original sources or the people involved, the mystery evaporates. Science does not have to answer questions about the Triangle because those questions are not valid in the first place... Ships and planes behave in the Triangle the same way they behave everywhere else in the world."[14]
David Kusche pointed out a common problem with many of the Bermuda Triangle stories and theories: "Say I claim that a parrot has been kidnapped to teach aliens human language and I challenge you to prove that is not true. You can even use Einstein's Theory of Relativity if you like. There is simply no way to prove such a claim untrue. The burden of proof should be on the people who make these statements, to show where they got their information from, to see if their conclusions and interpretations are valid, and if they have left anything out."[14]
Skeptical researchers, such as Ernest Taves[15] and Barry Singer,[16] have noted how mysteries and the paranormal are very popular and profitable. This has led to the production of vast amounts of material on topics such as the Bermuda Triangle. They were able to show that some of the pro-paranormal material is often misleading or inaccurate, but its producers continue to market it. Accordingly, they have claimed that the market is biased in favor of books, TV specials, and other media that support the Triangle mystery, and against well-researched material if it espouses a skeptical viewpoint.
Finally, if the Triangle is assumed to cross land, such as parts of Puerto Rico, the Bahamas, or Bermuda itself, there is no evidence for the disappearance of any land-based vehicles or persons.[citation needed] The city of Freeport, located inside the Triangle, operates a major shipyard and an airport that handles 50,000 flights annually and is visited by over a million tourists a year.[17]
Supernatural explanations
Triangle writers have used a number of supernatural concepts to explain the events. One explanation pins the blame on leftover technology from the mythical lost continent of Atlantis. Sometimes connected to the Atlantis story is the submerged rock formation known as the Bimini Road off the island of Bimini in the Bahamas, which is in the Triangle by some definitions. Followers of the purported psychic Edgar Cayce take his prediction that evidence of Atlantis would be found in 1968 as referring to the discovery of the Bimini Road. Believers describe the formation as a road, wall, or other structure, though geologists consider it to be of natural origin.[18]Other writers attribute the events to UFOs.[19] This idea was used by Steven Spielberg for his science fiction film Close Encounters of the Third Kind, which features the lost Flight 19 aircrews as alien abductees.
Charles Berlitz, author of various books on anomalous phenomena, lists several theories attributing the losses in the Triangle to anomalous or unexplained forces.[8]
Natural explanations
Compass variations
Compass problems are one of the cited phrases in many Triangle incidents. While some have theorized that unusual local magnetic anomalies may exist in the area,[20] such anomalies have not been shown to exist. Compasses have natural magnetic variations in relation to the magnetic poles, a fact which navigators have known for centuries. Magnetic (compass) north and geographic (true) north are only exactly the same for a small number of places - for example, as of 2000 in the United States only those places on a line running from Wisconsin to the Gulf of Mexico.[21] But the public may not be as informed, and think there is something mysterious about a compass "changing" across an area as large as the Triangle, which it naturally will.[11]Deliberate acts of destruction
Deliberate acts of destruction can fall into two categories: acts of war, and acts of piracy. Records in enemy files have been checked for numerous losses. While many sinkings have been attributed to surface raiders or submarines during the World Wars and documented in various command log books, many others suspected as falling in that category have not been proven. It is suspected that the loss of USS Cyclops in 1918, as well as her sister ships Proteus and Nereus in World War II, were attributed to submarines, but no such link has been found in the German records.Piracy—the illegal capture of a craft on the high seas—continues to this day. While piracy for cargo theft is more common in the western Pacific and Indian oceans, drug smugglers do steal pleasure boats for smuggling operations, and may have been involved in crew and yacht disappearances in the Caribbean. Piracy in the Caribbean was common from about 1560 to the 1760s, and famous pirates included Edward Teach (Blackbeard) and Jean Lafitte.[citation needed]
Gulf Stream
The Gulf Stream is an ocean current that originates in the Gulf of Mexico and then flows through the Straits of Florida into the North Atlantic. In essence, it is a river within an ocean, and, like a river, it can and does carry floating objects. It has a surface velocity of up to about 2.5 metres per second (5.6 mi/h).[22] A small plane making a water landing or a boat having engine trouble can be carried away from its reported position by the current.Human error
One of the most cited explanations in official inquiries as to the loss of any aircraft or vessel is human error.[23] Whether deliberate or accidental, humans have been known to make mistakes resulting in catastrophe, and losses within the Bermuda Triangle are no exception. For example, the Coast Guard cited a lack of proper training for the cleaning of volatile benzene residue as a reason for the loss of the tanker SS V.A. Fogg in 1972[citation needed]. Human stubbornness may have caused businessman Harvey Conover to lose his sailing yacht, the Revonoc, as he sailed into the teeth of a storm south of Florida on January 1, 1958.[24]Hurricanes
Hurricanes are powerful storms, which form in tropical waters and have historically cost thousands of lives lost and caused billions of dollars in damage. The sinking of Francisco de Bobadilla's Spanish fleet in 1502 was the first recorded instance of a destructive hurricane. These storms have in the past caused a number of incidents related to the Triangle.Methane hydrates
Main article: Methane clathrate
An explanation for some of the disappearances has focused on the presence of vast fields of methane hydrates (a form of natural gas) on the continental shelves.[25] Laboratory experiments carried out in Australia have proven that bubbles can, indeed, sink a scale model ship by decreasing the density of the water;[26] any wreckage consequently rising to the surface would be rapidly dispersed by the Gulf Stream. It has been hypothesized that periodic methane eruptions (sometimes called "mud volcanoes") may produce regions of frothy water that are no longer capable of providing adequate buoyancy for ships. If this were the case, such an area forming around a ship could cause it to sink very rapidly and without warning.Publications by the USGS describe large stores of undersea hydrates worldwide, including the Blake Ridge area, off the southeastern United States coast.[27] However, according to another of their papers, no large releases of gas hydrates are believed to have occurred in the Bermuda Triangle for the past 15,000 years.[12]
Rogue waves
In various oceans around the world, rogue waves have caused ships to sink[28] and oil platforms to topple.[29] These waves, until 1995, were considered to be a mystery and/or a myth.[30][31]Notable incidents
Main article: List of Bermuda Triangle incidents
Flight 19
Flight 19 was a training flight of TBM Avenger bombers that went missing on December 5, 1945 while over the Atlantic. The squadron's flight path was scheduled to take them due east for 120 miles, north for 73 miles, and then back over a final 120-mile leg that would return them to the naval base, but they never returned. The impression is given[citation needed] that the flight encountered unusual phenomena and anomalous compass readings, and that the flight took place on a calm day under the supervision of an experienced pilot, Lt. Charles Carroll Taylor. Adding to the intrigue is that the Navy's report of the accident ascribed it to "causes or reasons unknown."[citation needed]Adding to the mystery, a search and rescue Mariner aircraft with a 13-man crew was dispatched to aid the missing squadron, but the Mariner itself was never heard from again. Later, there was a report from a tanker cruising off the coast of Florida of a visible explosion[32] at about the time the Mariner would have been on patrol.
While the basic facts of this version of the story are essentially accurate, some important details are missing. The weather was becoming stormy by the end of the incident, and naval reports and written recordings of the conversations between Taylor and the other pilots of Flight 19 do not indicate magnetic problems.[33]
Mary Celeste
The mysterious abandonment in 1872 of the 282-ton brigantine Mary Celeste is often but inaccurately connected to the Triangle, the ship having been abandoned off the coast of Portugal. The event is possibly confused with the loss of a ship with a similar name, the Mari Celeste, a 207-ton paddle steamer that hit a reef and quickly sank off the coast of Bermuda on September 13, 1864.[34][35] Kusche noted that many of the "facts" about this incident were actually about the Marie Celeste, the fictional ship from Arthur Conan Doyle's short story "J. Habakuk Jephson's Statement" (based on the real Mary Celeste incident, but fictionalised).Ellen Austin
The Ellen Austin supposedly came across a derelict ship, placed on board a prize crew, and attempted to sail with it to New York in 1881. According to the stories, the derelict disappeared; others elaborating further that the derelict reappeared minus the prize crew, then disappeared again with a second prize crew on board. A check from Lloyd's of London records proved the existence of the Meta, built in 1854 and that in 1880 the Meta was renamed Ellen Austin. There are no casualty listings for this vessel, or any vessel at that time, that would suggest a large number of missing men were placed on board a derelict that later disappeared.[36]USS Cyclops
The incident resulting in the single largest loss of life in the history of the US Navy not related to combat occurred when USS Cyclops, under the command of Lt Cdr G.W. Worley, went missing without a trace with a crew of 309 sometime after March 4, 1918, after departing the island of Barbados. Although there is no strong evidence for any single theory, many independent theories exist, some blaming storms, some capsizing, and some suggesting that wartime enemy activity was to blame for the loss.[37][38]Theodosia Burr Alston
Theodosia Burr Alston was the daughter of former United States Vice President Aaron Burr. Her disappearance has been cited at least once in relation to the Triangle.[39] She was a passenger on board the Patriot, which sailed from Charleston, South Carolina to New York City on December 30, 1812, and was never heard from again. The planned route is well outside all but the most extended versions of the Bermuda Triangle. Both piracy and the War of 1812 have been posited as explanations, as well as a theory placing her in Texas, well outside the Triangle.Carroll A. Deering
A five-masted schooner built in 1919, the Carroll A. Deering was found hard aground and abandoned at Diamond Shoals, near Cape Hatteras, North Carolina on January 31, 1921. Rumors and more at the time indicated the Deering was a victim of piracy, possibly connected with the illegal rum-running trade during Prohibition, and possibly involving another ship, S.S. Hewitt, which disappeared at roughly the same time. Just hours later, an unknown steamer sailed near the lightship along the track of the Deering, and ignored all signals from the lightship. It is speculated that the Hewitt may have been this mystery ship, and possibly involved in the Deering crew's disappearance.[40]Douglas DC-3
On December 28, 1948, a Douglas DC-3 aircraft, number NC16002, disappeared while on a flight from San Juan, Puerto Rico, to Miami. No trace of the aircraft or the 32 people onboard was ever found. From the documentation compiled by the Civil Aeronautics Board investigation, a possible key to the plane's disappearance was found, but barely touched upon by the Triangle writers: the plane's batteries were inspected and found to be low on charge, but ordered back into the plane without a recharge by the pilot while in San Juan. Whether or not this led to complete electrical failure will never be known. However, since piston-engined aircraft rely upon magnetos to provide spark to their cylinders rather than a battery powered ignition coil system, this theory is not strongly convincing.[41]Star Tiger and Star Ariel
G-AHNP Star Tiger disappeared on January 30, 1948 on a flight from the Azores to Bermuda; G-AGRE Star Ariel disappeared on January 17, 1949, on a flight from Bermuda to Kingston, Jamaica. Both were Avro Tudor IV passenger aircraft operated by British South American Airways.[42] Both planes were operating at the very limits of their range and the slightest error or fault in the equipment could keep them from reaching the small island. One plane was not heard from long before it would have entered the Triangle.[11]KC-135 Stratotankers
On August 28, 1963 a pair of US Air Force KC-135 Stratotanker aircraft collided and crashed into the Atlantic. The Triangle version (Winer, Berlitz, Gaddis[5][8][9]) of this story specifies that they did collide and crash, but there were two distinct crash sites, separated by over 160 miles (260 km) of water. However, Kusche's research[11] showed that the unclassified version of the Air Force investigation report stated that the debris field defining the second "crash site" was examined by a search and rescue ship, and found to be a mass of seaweed and driftwood tangled in an old buoy.SS Marine Sulphur Queen
SS Marine Sulphur Queen, a T2 tanker converted from oil to sulfur carrier, was last heard from on February 4, 1963 with a crew of 39 near the Florida Keys. Marine Sulphur Queen was the first vessel mentioned in Vincent Gaddis' 1964 Argosy Magazine article,[5] but he left it as having "sailed into the unknown", despite the Coast Guard report, which not only documented the ship's badly-maintained history, but declared that it was an unseaworthy vessel that should never have gone to sea.[43][44]Connemara IV
A pleasure yacht was found adrift in the Atlantic south of Bermuda on September 26, 1955; it is usually stated in the stories (Berlitz, Winer[8][9]) that the crew vanished while the yacht survived being at sea during three hurricanes. The 1955 Atlantic hurricane season lists only one storm coming near Bermuda towards the end of August, hurricane "Edith"; of the others, "Flora" was too far to the east, and "Katie" arrived after the yacht was recovered. It was confirmed that the Connemara IV was empty and in port when "Edith" may have caused the yacht to slip her moorings and drift out to sea.[11]Jumat, 21 Januari 2011
Benarkah Indonesia adalah Atlantis, Benua yang Hilang?
Legenda yang berkisah tentang “Atlantis”, pertama kali ditemui dalam karangan filsafat Yunani kuno: Dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM) yakni: buku Critias dan Timaeus. Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis.
Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam. Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik sepupu Critias. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog.
Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:
Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang.
Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Atlantis digambarkan sebagai peradaban dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Konon, Pesawat Terbang, Pendingin ruangan, batu baterai, dll telah ada pada masa itu. Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Jual Baby Bag HDY @ http://TasBayi.JawaraShop.com
Bukti2 arkeologi……
*Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
*Awal tahun ‘70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?
*Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
*Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
*Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: “Mutlak percaya, yang kami temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!” Benarkah itu?
Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang berbentuk limas.
Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel “jalan batu” dan dilakukan penelitian laboratorium serta dianalisa. Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang dari 10.000 tahun.
Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa. Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik, maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga saat ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.
Pernah sekitar thn 2003 lalu, nonton acara di Metro TV yang judulnya Ultimate 10, pada saat itu membahas 10 Tempat Paling Misterius di Dunia, dan ternyata Atlantis duduk pada urutan pertama di atas Misteri Segitiga Bermuda dan Danau Loch. Dari situ aku baru tahu, klo Atlantis memang Tempat Misterius nombor satu yang membuat orang-orang di dunia penasaran setengah mati. Pada saat penayangan Atlantis, diputar sebuah film dokumenteri mengenai pelacakan benua yang hilang tersebut oleh para tim arkeolog.
Dan benar, dari apa yang aku saksikan didasar laut perairan dangkal Karibia ditemukan semacam jalan setapak yang sangat panjang dengan struktur yang sangat modern. Selain itu, diperairan tsb juga ditemukan semacam bekas-bekas bangunan yang telah hancur! benarkah benua Atlantis itu pernah ada sebelumnya??
Jual Sandal Nama @ http://SandalNama.JawaraShop.com
==================================================
LEMURIA
SELAIN Atlantis, ternyata masih ada peradaban serupa yang diduga mengalami nasib yang sama dengan Atlantis. Lemuria atau Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75.000 SM – 11.000 SM.
Jika dilihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya. Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat diperoleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan.
Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis).
Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh-lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.
Hingga saat ini, letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).
Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island atau Pulau Paskah yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap di pulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.
Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.
Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli atau ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka. Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka.
Edgar Cayce, seorang spiritualis Amerika melalui ilmu cenayangnya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama. Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan.
Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria diperoleh dengan men-channel kristal-kristal ‘old soul’ yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa monumen batu misterius berhasil ditemukan di bawah perairan Yonaguni, Jepang. Mungkinkah monumen-monumen itu merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?
Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.
Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean, sehingga dalam sekejap, Lemuria pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak, ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades).
Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain ini sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari.
Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan. Dari sekelumit kisah yang diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran.
Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.
Jual Laptop Bag Aidea @ http://TasLaptop.JawaraShop.com
==================================================
Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Jual Laptop Bag Aidea @ http://TasLaptop.JawaraShop.com
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair.
Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Portugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki.
Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis
Jadi Sebenarnya Indonesia adalah wilayah ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya
Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam. Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik sepupu Critias. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog.
Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:
Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang.
Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Atlantis digambarkan sebagai peradaban dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Konon, Pesawat Terbang, Pendingin ruangan, batu baterai, dll telah ada pada masa itu. Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Jual Baby Bag HDY @ http://TasBayi.JawaraShop.com
Bukti2 arkeologi……
*Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
*Awal tahun ‘70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?
*Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
*Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
*Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: “Mutlak percaya, yang kami temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!” Benarkah itu?
Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang berbentuk limas.
Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel “jalan batu” dan dilakukan penelitian laboratorium serta dianalisa. Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang dari 10.000 tahun.
Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa. Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik, maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga saat ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.
Pernah sekitar thn 2003 lalu, nonton acara di Metro TV yang judulnya Ultimate 10, pada saat itu membahas 10 Tempat Paling Misterius di Dunia, dan ternyata Atlantis duduk pada urutan pertama di atas Misteri Segitiga Bermuda dan Danau Loch. Dari situ aku baru tahu, klo Atlantis memang Tempat Misterius nombor satu yang membuat orang-orang di dunia penasaran setengah mati. Pada saat penayangan Atlantis, diputar sebuah film dokumenteri mengenai pelacakan benua yang hilang tersebut oleh para tim arkeolog.
Dan benar, dari apa yang aku saksikan didasar laut perairan dangkal Karibia ditemukan semacam jalan setapak yang sangat panjang dengan struktur yang sangat modern. Selain itu, diperairan tsb juga ditemukan semacam bekas-bekas bangunan yang telah hancur! benarkah benua Atlantis itu pernah ada sebelumnya??
Jual Sandal Nama @ http://SandalNama.JawaraShop.com
==================================================
LEMURIA
SELAIN Atlantis, ternyata masih ada peradaban serupa yang diduga mengalami nasib yang sama dengan Atlantis. Lemuria atau Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75.000 SM – 11.000 SM.
Jika dilihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya. Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat diperoleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan.
Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis).
Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh-lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.
Hingga saat ini, letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).
Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island atau Pulau Paskah yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap di pulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.
Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.
Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli atau ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka. Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka.
Edgar Cayce, seorang spiritualis Amerika melalui ilmu cenayangnya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama. Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan.
Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria diperoleh dengan men-channel kristal-kristal ‘old soul’ yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa monumen batu misterius berhasil ditemukan di bawah perairan Yonaguni, Jepang. Mungkinkah monumen-monumen itu merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?
Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.
Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean, sehingga dalam sekejap, Lemuria pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak, ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades).
Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain ini sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari.
Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan. Dari sekelumit kisah yang diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran.
Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.
Jual Laptop Bag Aidea @ http://TasLaptop.JawaraShop.com
==================================================
Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Jual Laptop Bag Aidea @ http://TasLaptop.JawaraShop.com
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair.
Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Portugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki.
Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis
Jadi Sebenarnya Indonesia adalah wilayah ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya
Langganan:
Postingan (Atom)